WTI Turun Kembali ke Pertengahan $83,00 karena Minyak Terbebani oleh Penurunan Aset Berisiko yang Lebih Luas

• WTI telah jatuh kembali ke pertengahan $83,00 dari tertinggi sebelumnya di sekitar $86,00.
• Harga minyak telah melakukan aksi jual baru-baru ini karena dolar AS menguat dan aset berisiko lainnya menurun.

Harga minyak mentah turun tajam pada hari Senin seiring dengan mundurnya aset berisiko luas yang juga telah melihat ekuitas AS (dan Eropa), mata uang yang sensitif terhadap risiko, dan pasar cryptocurrency bergerak turun tajam. WTI berjangka dengan durasi jangka pendek saat ini diperdagangkan di pertengahan $83,00 per barel, yang turun sekitar $1,50 hari ini, telah mencapai level $86,00 di awal sesi. Support di area $83,00 untuk saat ini bertahan, tetapi penembusan di bawah level ini bisa membuka jalan untuk penurunan kembali menuju $80,00 per barel.

Para pedagang telah mengutip kombinasi dari ketakutan pengetatan The Fed (karena pertemuan The Fed pekan ini membayangi) dan kekhawatiran terkait eskalasi geopolitik di Eropa Timur yang membebani sentimen makro. Aset-aset safe-haven seperti USD, JPY, CHF dan obligasi telah mengungguli dan secara umum melihat permintaan yang solid dan beberapa menghubungkan dolar AS yang lebih kuat sebagai faktor lain yang membebani harga minyak mentah pada hari Senin. Dolar yang lebih kuat membuat minyak mentah berdenominasi USD lebih mahal bagi para pemegang mata uang internasional, sehingga membebani permintaannya.

Para analis mencatat bahwa, sementara sentimen pasar yang suram tampaknya membebani harga minyak mentah, meningkatnya ketegangan geopolitik antara Rusia/Ukraina/NATO, serta di Timur Tengah karena UEA menangkis lebih banyak serangan milisi Houthi, yang merupakan beberapa penyebab dari risiko kenaikan harga minyak mentah. Masih belum jelas bagaimana tanggapan NATO (ekonomi) terhadap serangan militer Rusia ke Ukraina akan berdampak pada produksi minyak mentah negara itu yang memproduksi lebih dari 11 juta barel per hari.